Tradisionalitas, bagaimanapun memiliki kelemahan.
Semisal pada figurisasi. Acapkali seseorang berproses di suatu organisasi
karena figur tertentu yang membuat dirinya bertahan di organisasi tersebut.
Namun bagaimana jadinya bila figur itu kelak tidak ada atau tidak lagi bisa
memfigurkan diri? Karena dalam organisasi, figur tidaklah abadi, pasti kelak eranya
bisa habis. Dampaknya ialah seseorang tersebut merasa kehilangan seorang figur,
sehingga ia kehilangan “pegangan” dalam organisasi. Contoh lain juga pada
ikatan emosional. Ketika seseorang merasa nyaman dalam organisasi, maka ia akan
perjuangkan betul organisasi. Namun keadaan berbalik ketika ia merasa kecewa
pada suatu organisasi, maka bukan tidak mungkin ia meninggalkan organisasinya.
Rasa sakit pada sisi emosional ini merupakan luka psikis, yang mana tidak mudah
dan tidak cepat pula untuk bisa menyembuhkannya. Dalam hal ini penulis bukan
berarti menolak segala bentuk tradisionalitas. Akan tetapi jika kita memandang
suatu organisasi, tidak dapat dipungkiri kecenderungan terbesar ada di
rasionalitas. Ferdinand Tonnies mengklasifikasikan masyarakat menjadi dua,
yakni Gemeinschaft dan Gesselschaft. Istilah lain dari Gemeinschaft ialah
paguyuban, yang memiliki pengertian suatu bentuk kehidupan bersama dimana
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah
serta bersifat kekal. Contohnya ikatan tetangga, keluarga, marga, dan lain
sebagainya. Sedangkan Gesselschaft istilah lainnya ialah patembayan, yang
memiliki pengertian suatu bentuk ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka
waktu pendek, bersifat sebagai bentuk dalam fikitan belaka (imaginary) serta
strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin.
Contohnya hubungan perdagangan, perusahaan, organisasi, dan lain sebagainya.
Sisi rasionalitas organisasi, orientasi kepentingan, ikatan lahir, dan
strukturalistik dalam organisasi ternyata membuat organisasi masuk pada
kategori Gesselschaft. Dapat disimpulkan organisasi adalah masyarakat yang
memiliki kecenderungan rasionalitas. Lain halnya dengan Gemeinschaft yang
memiliki kecenderungan tradisionalitas.
Selain pada kecenderungan tradisionalitas
seseorang, menurut penulis disorientasi ini juga disebabkan oleh tidak sadarnya
seseorang terhadap tujuan organisasi. Simpelnya, bayangkan jika ada sebuah bis
pariwisata yang berisi supir yang membawa seratus penumpang. Namun baik supir
maupun penumpang tersebut tidak tahu hendak kemana tujuan wisata bis pariwisata
tersebut. Apakah ke gunung, pantai, kota, ataupun desa. Yang terjadi ialah
sebuah kebingungan, dan kebingungan membawa kesesatan.
Dampak dari disorientasi ini akan berimbas kepada
organisasi dan individu yang bersangkutan. Bagi organisasi, hal ini akan
menyebabkan tujuan organisasi tersebut dimungkinkan tidak tercapai. Bagi
individunya, hal ini akan menyebabkan dimungkinkan tidak tercapainya kepentingan
individu tersebut.
Atas dasar
uraian di atas , ada beberapa alasan untuk mepelajari organisasi secara formal
:
1.
Organisasi adalah suatu bagian dasar keberadaan kita,yang mencangkup
seluruh aspek masyarakat sekarang. Kompleksitas kehidupan moderen mebuat kita
semua tergantung pada berbagai organisasi. Tidak menjadi persoalan dari
mana kita memandang organisasi,kita
adalah objek dan subjek pengaruhnya.ini sendiri merupakan justifikasi usaha
kita untuk mempelajari organisasi.
2.
Dengan mempelajari organisasi kita dapat secara lebih baik mengembangkan
pemahaman kita terhadapat bebagai organisasi beroperasi dan banyak cara dengan
mana organisasi dapat dirancang atau disusun.pengetahuan tentang hal ini tentu
saja sangat di perlukan bila kita akan menghadapi tantangan perancangan
organisasi yang sedang berkembang.
3.
Studi organisasi mempunyai nilai praktis yang sangat besar baik untuk
para manajer sekrang maupun masa depan. Pengetahuan tentang bagaiman organisasi
befungsi meningkatkan kemampuan kita untuk mengantipasi berbagai masalsah yang
mungkin kita hadapi dalam pekerjaan dan pada saat yang sama,meperbesar
probalitas keberhasilan kita dalam situasi tersebut
4.
Bagi semua pembaca,baik yang masih berkecimpung dalam penidikan, maupun
yan g brkecipung dalam dunia bisnis,pemerintah ,atau pelayanan kesehatan, studi
mengenai organisasi fomal memberikan kesempatan penting tuk mempelajari
keterampilan –keterampilan tertentu yang akan terbukti sebgai suplemen vital
pada pengalaman yang akan di peroleh dari praktek
DEFINISI ORGANISASI
(PERUSAHAAN)
Organisasi sering di
artikan sebagai kelompok orang yang secara bersama sama ingin mencapai suatu tujuan yang sama.organisasi mempunyai
pengertian lebih luas dari pada itu.ernest dale meliputi penyusunan, pengembangan
dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubungan-hubungan kerja dari
orang-orang dalam suatu kelompok kerja . jadi, organisasi juga merupakan
kumpulan dari peranan, hubungan dan tanggung jawab yang jelas dan tetep, paling
tidak dalam waktu jangka yang pendek. Organisasi di susun tidak hanya mengatur
orang-orangnya,tetapi juga membentuk dan modifikasi sruktur dimana di dalamnnya
tersusun tugas orang-orang tersebut. Di sini berarti harus ada pembagian
peranan untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama- sama. Cyril soffer
memberi definisi organisasi yang
memperjelas masalh tersebut : organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peranan tertentu
dalam suatu sistem kerja dan pembagian kerja dalam mana pekerjaan itu diperinci
menjadi tugas tugas, di bagikan di antara pemegang peranan dan kemudian
digabung ke dalam beberapa bentuk hasil (organisasi sebagian suatu sistem
peranan).