Rabu, 28 Maret 2012

PENGERTIAN MITOS, LEGENDA, CERITA RAKYAT

Pengertian MITOS, LEGENDA dan CERITA RAKYAT

* MITOS

Ada beberapa pengertian mitos yang diungkapkan oleh para sejarawan. Dari beberapa pengertian itu dapat disimpulkan
bahwa:

Mitos adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain
(kayangan) dan dianggap benar - benar terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya.

Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi,
petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari Indonesia dan
ada juga yang berasal dari luar negeri.

Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami
perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi
yang disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan jaman. Menurut
Moens-Zoeb, orang Jawa bukan saja telah mengambil mitos-mitos dari
India, melainkan juga telah mengadopsi dewa-dewa Hindu sebagai dewa
Jawa. Di Jawa Timur misalnya, Gunung Semeru dianggap oleh orang Hindu
Jawa dan Bali sebagai gunung suci Mahameru atau sedikitnya sebagai
Puncak Mahameru yang dipindahkan dari India ke Pulau Jawa. Mitos di
Indonesia biasanya menceritakan tentang terjadinya alam semesta,
terjadinya susunan para dewa, terjadinya manusia pertama, dunia dewata,
dan terjadinya makanan pokok.

Pengaruh Mitos Secara Umum terhadap Masyarakat

Mitos sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang

mempercayai mitos tersebut, ada juga masyarakat yang tidak
mempercayainya. Jika mitos tersebut terbukti kebenarannya, maka
masyarakat yang mempercayainya merasa untung. Tetapi jika mitos
tersebut belum terbukti kebenarannya, maka masyarakat bisa dirugikan.

* LEGENDA

Legenda adalah cerita prosa rakyat yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi tetapi tidak dianggap suci dan oleh yang empu-nya cerita sebagai suatu yang benar-benar terjadi dan juga telah dibumbui dengan keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan tokohnya. Berbeda dengan mite, legenda ditokohi oleh manusia, ada kalanya memiliki sifat-sifat luar biasa dan sering kali juga dihubungkan dengan makhluk ajaib. Peristiwanya bersifat sekuler (keduniawian), dan sering dipandang sebagai sejarah kolektif. Oleh karena itu, legenda seringkali dipandang sebagai "sejarah" kolektif (folkstory). Meskipun demikian, karena tidak tertulis maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga seringkali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah maka legenda harus bersih dari unsur-unsur yang mengandung sifat-sifat folklor.



B. Ciri Legenda

Legenda merupakan cerita rakyat yang memiliki fitur-fitur, yaitu sebagai berikut.

1) Oleh yang empunya cerita dianggap sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi.
2) Bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang. Tokoh utama dalam legenda adalah manusia.
3) "Sejarah" kolektif, maksudnya sejarah yang banyak mengalami distorsi karena seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.
4) Bersifat migration yakni dapat berpindah-pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda.
5 ) Bersifat siklus, yaitu sekelompok cerita yang berkisar pada suatu tokoh atau kejadian tertentu, misalnya di Jawa legenda-legenda tentang Panji.

C. Tipe-Tipe Legenda

Legenda dapat dibagi ke dalam empat jenis, yaitu legenda keagamaan, legenda alam gaib, legenda tunggal, dan legenda setempat.





a. Legenda Keagamaan

Legenda keagamaan adalah legenda orang-orang yang dianggap suci atau saleh. Karya semacam itu termasuk folklor karena versi aslinya masih tetap hidup di kalangan masyarakat sebagai tradisi lisan. Di Jawa hagiografi menceritakan riwayat hidup para wali penyebar Islam pada masa yang paling awal. Salah satu contohnya adalah legenda Wali Sembilan (Wali Songo) mereka adalah Mau-lana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati.

Selain sembilan wali tersebut, di Jawa masih banyak wali-wali lainnya. Legenda tentang mereka mudah dikenal sebab makam-makamnya diziarahi pada peringatan kematiannya (haul) yang disebut keramat atau punden. Para juru kunci itu pada umumnya, dapat menceritakan legenda orang sucinya. DA Rinkes dalam bukunya berjudul De Heiligen van Java (Orang-orang Saleh dari Jawa) menyebutkan beberapa wali lain di antaranya: Syeh Abdul Muhyi, Syeh Siti Jenar, Sunan Geseng, Ki Pandan Arang, dan Pangeran Panggung, Syeck Abdul Qodir Jaelani, dan lain - lain.



b. Legenda Alam Gaib

Legenda semacam ini biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang. Fungsi legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan kebenaran "takhayul" atau kepercayaan rakyat. Contoh legenda ini yaitu kepercayan terhadap adanya hantu, gendruwo, sundel bolong dan nyi blorong.



c. Legenda Perseorangan

Legenda tunggal merupakan cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar terjadi. Di Indonesia legenda semacam ini banyak sekali. Di Jawa Timur yang paling terkenal prosa rakyat itu sudah diubah sedemikian rupa sehingga sesuai dengan rumus cerita tokoh-tokoh rakyat biasa.

adalah legenda tokoh Panji. Panji adalah seorang putra raja Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur yang senantiasa kehilangan istrinya. Akibatnya, banyak muncul cerita Panji yang temanya selalu perihal istrinya yang menjelma menjadi wanita lain. Cerita Panji yang semula merupakan sastra lisan (legenda), namun telah banyak dicatat orang sehingga memiliki beberapa versi dalam bentuk tulisan. Beberapa cerita yang tergolong ke dalam cerita panji misalnya "Ande-Ande Lumut" (dongeng Cinderella ala Jawa), Kethek Ogleng (seorang pangeran disihir menjadi seekor kera), "Cerita Sri Tanjung", "Jayaprana dan Layongsari". Suatu jenis legenda tunggal tentang perampok seperti

Robin Hood, yang merampok penguasa korup atau orang kaya untuk didermakan kepada rakyat miskin. Legenda semacam ini di Jakarta pada "tempo doeloe" adalah kisah petualangan "Si Pitung".



d. Legenda Setempat

Legenda setempat adalah cerita yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat dan bentuk topografi, yaitu bentuk permukaan suatu tempat, berbukit-bukit, berjurang dan sebagainya. Legenda setempat yang berhubungan dengan nama suatu tempat misalnya, legenda Kuningan. Kuningan adalah nama suatu kota kecil yang terletak di lereng Gunung ceremai, di sebelah selatan kota Cirebon, Jawa Barat. Contoh lain tentang legenda setempat yang berhubungan erat dengan nama tempat adalah legenda "Anak-anak Dalem Solo yang Mengembara Mencari Sumber Bau Harum". Legenda ini berasal dari Trunyan, Bali. Legenda ini dapat dimasukkan ke dalam golongan legenda setempat karena menceritakan asal mula nama beberapa desa di sekitar Danau Batur, seperti Kedisan, Abang Dukuh, dan Trunyan. Selain itu contoh-contoh lain legenda setempat ini misalnya "Asal Mula Nama Banyuwangi", dan legenda "Roro Jongrang", "Tangkuban Perahu", "Asal Mula nama Tengger dan Terjadinya Gunung Batok" dan "asal mula nama kota Bogor".

* CERITA RAKYAT
adalah sebagian kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Bangsa Indonesia. Pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa. Fungsi Cerita rakyat selain sebagai hiburan juga bisa dijadikan suri tauladan terutama cerita rakyat yang mengandung pesan-pesan pendidikan moral. Banyak yang tidak menyadari kalo negeri kita tercinta ini memiliki banyak Cerita Rakyat Indonesia yang belum kita dengar, bisa dimaklumi karena cerita rakyat menyebar dari mulut - ke mulut yang diwariskan secara turun - temurun. Namun sekarang banyak cerita rakyat yang ditulis dan dipublikasikan sehingga cerita rakyat Indonesia bisa dijaga dan tidak sampai hilang dan punah.



SUMBER:

http://id.shvoong.com/humanities/history/2255990-pengertian-legenda/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar