PENGERTIAN DOA
________________________________________
JANGANLAH KARENA kelambatan WAKTU PEMBERIAN TUHAN KEPADA
KAMU, PADAHAL KAMU TELAH keras BERDOA, MEMBUAT KAMU BERPUTUS ASA, SEBAB ALLAH
MENJAMIN UNTUK MENERIMA SEMUA DOA, MENURUT APA YANG DIPILIH-NYA UNTUK KAMU,
TIDAK MENURUT KEHENDAK KAMU, DAN PADA WAKTU YANG DITENTUKAN- NYA, TIDAK PADA
WAKTU YANG KAMU TENTUKAN.
Bila kita berkehendak mendapatkan sesuatu baik duniawi
maupun ukhrawi maka kita akan berusaha keras untuk mendapatkannya. Jika usaha
kita tidak mampu memperolehnya kita akan meminta pertolongan dari orang yang
memiliki kekuasaan. Jika mereka juga tidak mampu membantu kita untuk mencapai
hajat kita maka kita akan memohon pertolongan dari Allah, menadah tangan ke
langit sambil air mata bercucuran dan suara yang merayu-rayu menyatakan hajat
kepada-Nya. Selagi hajat kita belum tercapai selagi itulah kita bermohon dengan
sepenuh hati. Tidak ada kesulitan untuk Allah swt untuk memenuhi hajat kita.
Jika Dia mengaruniakan kepada kita semua khazanah yang ada di dalam bumi dan
langit maka pemberian-Nya itu tidak sedikit pun mengurangi kekayaan-Nya.
Andainya Allah swt menahan dari memberi maka tindakan demikian tidak sedikit
pun menambahkan kekayaan dan kemuliaan-Nya. Jadi, dalam soal memberi atau
menahan tidak sedikit pun mempengaruhi ketuhanan Allah Ketuhanan-Nya adalah
mutlak tidak sedikit pun terikat dengan kehendak, doa dan amalan
hamba-hamba-Nya.
Dan Allah berkuasa melakukan apa yang di kehendaki-Nya.
(Ayat 27: Surah Ibrahim)
Semuanya itu tunduk di bawah kekuasaan-Nya. (Ayat 116: Surah
al-Baqarah)
Ia tidak bisa ditanya tentang apa yang Ia lakukan, sedang
merekalah yang akan ditanyai. (Ayat 23: Surah al-Anbiyaa ')
Kebanyakan dari kita tidak sadar bahwa kita mensyirikkan
Allah dengan doa dan amalan kita. Kita jadikan doa dan praktek sebagai kekuatan
penentu atau setidaknya kita menganggapnya sebagai memiliki kekuatan tawar
menawar dengan Tuhan, seolah-olah kita berkata, "Ya Tuhan! Aku sudah
membuat tuntutan maka Engkau wajib memenuhinya.Aku sudah beramal maka Engkau
wajib membayar upahnya! "Siapakah yang berkedudukan sebagai Tuhan, kita
atau Allah swt? Jika kita tahu bahwa diri kita ini adalah hamba maka
berlagaklah sebagai hamba dan jagalah sopan santun terhadap Tuan kepada
sekalian hamba-hamba. Hak hamba adalah rela dengan apa ini keputusan dan pemberian
Tuannya.
Doa adalah penyerahan
bukan tuntutan. Kita telah berusaha tetapi gagal. Kita meminta pertolongan
makhluk tetapi itu juga gagal. Apa lagi pilihan yang masih ada kecuali
menyerahkan segala urusan kepada Tuhan yang di Tangan-Nya terletak segala hal.
Serahkan kepada Allah swt dan tanyalah kepada diri sendiri mengapa Tuhan
menahan kita dari memperoleh apa yang kita hajatkan? Apakah tidak mungkin apa
yang kita inginkan itu dapat memberi mudarat kepada diri kita sendiri, hingga
lantaran itu Allah Yang Maha Penyayang menahannya dari sampai ke kita? Bukankah
Dia Tuhan Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang lagi Maha Mengetahui.
Tidakkah Allah yang menciptakan itu mengetahui
(segala-galanya)? Sedang Ia Maha Halus urusan Penelitian-Nya, lagi Maha
Pengetahuan-Nya. (Ayat 14: Surah al-Mulk)
Dialah yang mengetahui segala yang gaib dan yang nyata, (dan
Dia) yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Ayat 18: Surah at-Taghaabun)
Apa saja ayat yang Kami mansuhkan (batalkan), atau yang Kami
tinggalkan (atau tangguhkan), Kami datangkan ganti yang lebih baik darinya,
atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu? (Ayat 106: Surah al-Baqarah)
Allah Maha Halus (Maha Khusus / Detail), Maha Mengerti dan
Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Allah yang bersifat demikian
menentukan buat diri-Nya yang apa saja yang Dia mansuhkan digantikannya dengan
yang lebih baik atau yang sama baik. Dia bisa melakukannya karena Dia tidak
bersekutu dengan siapa pun dan Dia Maha Berkuasa.
Seseorang hamba
selalu membutuhkan pertolongan Tuhan. Apa yang dihajatinya disampaikannya
kepada Tuhan. Semakin banyak hajatnya semakin banyak pula doa yang
disampaikannya kepada Tuhan. Kadang-kadang terjadi satu permintaan berlawanan
dengan permintaan yang lain atau satu permintaan itu menghalang permintaan yang
lain.Manusia hanya melihat kepada satu doa tetapi Allah menerima kedatangan
semua doa dari satu orang manusia itu. Manusia yang dikuasai oleh kalbu jiwanya
berbalik-balik dan keinginan serta hajatnya tidak menetap. Tuhan yang menguasai
segala hal tidak berubah-ubah. Manusia yang telah meminta satu kebaikan bisa
meminta pula sesuatu yang tidak baik atau kurang baik. Tuhan yang menentukan
yang terbaik untuk hamba-Nya tidak berubah kehendak-Nya. Dia telah menetapkan
buat Diri-Nya:
Bertanyalah (wahai Muhammad): "Hak milik siapakah
segala yang ada di langit dan di bumi?" Katakanlah: "(Semuanya itu)
adalah milik Allah! Ia telah menetapkan atas diri-Nya memberi rahmat. "
(Ayat 12: Surah al-An'aam)
Orang yang beriman selalu mendoakan:
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka". (Ayat 201:
Surah al-Baqarah)
Hamba yang mendapat rahmat dari Allah swt diterima doa di
atas dan doa tersebut menjadi induk kepada segala doa-doanya. Doa yang telah
diterima oleh Allah menyaring doa-doa yang lain. Jika kemudian si hamba meminta
sesuatu yang mendatangkan kebaikan hanya kepada penghidupan dunia saja, tidak
untuk akhirat dan tidak menyelamatkannya dari api neraka, maka doa induk itu
menahan doa yang datang kemudian. Hamba itu dipelihara dari kedatangan sesuatu
yang menggerakkannya ke arah yang ditampilkan oleh doa induk itu. Jika
permintaannya sesuai dengan doa induk itu dia dipermudahkan mendapatkan apa
yang dimintanya itu.
Oleh sebab itu doa adalah penyerahan kepada Yang Maha
Penyayang dan Maha Mengetahui. Menghadaplah ke-Nya dan berserah diri kepada-Nya
dan ucapkan, "Ya Tuhanku Yang Maha Lemah-lembut, Maha Penyayang, Maha
Mengetahui, Maha Bijaksana! Daku adalah hamba yang bersifat tergopoh gapah,
lemah dan jahil. Daku memiliki hajat tetapi daku tidak mengetahui kesannya
bagiku, sedangkan Engkau Maha Mengetahui. Jika hajatku ini baik dampaknya untuk
dunia dan akhiratku dan melindungiku dari api neraka maka kurniakan ia kepadaku
pada saat yang baik bagiku menerimanya. Jika akibatnya buruk bagi dunia dan
akhiratku dan mendorongku ke neraka, maka jauhkan ia dariku dan cabutkanlah
keinginanku terhadapnya. Sesungguhnya Engkaulah Tuhanku Yang Maha Mengerti dan
Maha Berdiri Sendiri ".
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang direncanakan terjadi, dan
Dia juga yang memilih (satu-satu dari makhluk-Nya untuk sesuatu tugas atau
keutamaan dan kemuliaan); tidaklah layak dan tidaklah berhak untuk siapapun
memilih (selain dari pilihan Allah). Maha Suci Allah dan Maha Tinggi
kondisi-Nya dari apa yang mereka mempersekutukan dengan-Nya. {Ayat 68: Surah
al-Qashash}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar