Selasa, 26 Juni 2012

Contoh Kasus Keadilan


PENGERTIAN DOA
________________________________________

JANGANLAH KARENA kelambatan WAKTU PEMBERIAN TUHAN KEPADA KAMU, PADAHAL KAMU TELAH keras BERDOA, MEMBUAT KAMU BERPUTUS ASA, SEBAB ALLAH MENJAMIN UNTUK MENERIMA SEMUA DOA, MENURUT APA YANG DIPILIH-NYA UNTUK KAMU, TIDAK MENURUT KEHENDAK KAMU, DAN PADA WAKTU YANG DITENTUKAN- NYA, TIDAK PADA WAKTU YANG KAMU TENTUKAN.
Bila kita berkehendak mendapatkan sesuatu baik duniawi maupun ukhrawi maka kita akan berusaha keras untuk mendapatkannya. Jika usaha kita tidak mampu memperolehnya kita akan meminta pertolongan dari orang yang memiliki kekuasaan. Jika mereka juga tidak mampu membantu kita untuk mencapai hajat kita maka kita akan memohon pertolongan dari Allah, menadah tangan ke langit sambil air mata bercucuran dan suara yang merayu-rayu menyatakan hajat kepada-Nya. Selagi hajat kita belum tercapai selagi itulah kita bermohon dengan sepenuh hati. Tidak ada kesulitan untuk Allah swt untuk memenuhi hajat kita. Jika Dia mengaruniakan kepada kita semua khazanah yang ada di dalam bumi dan langit maka pemberian-Nya itu tidak sedikit pun mengurangi kekayaan-Nya. Andainya Allah swt menahan dari memberi maka tindakan demikian tidak sedikit pun menambahkan kekayaan dan kemuliaan-Nya. Jadi, dalam soal memberi atau menahan tidak sedikit pun mempengaruhi ketuhanan Allah Ketuhanan-Nya adalah mutlak tidak sedikit pun terikat dengan kehendak, doa dan amalan hamba-hamba-Nya.
 
Dan Allah berkuasa melakukan apa yang di kehendaki-Nya. (Ayat 27: Surah Ibrahim)
 
Semuanya itu tunduk di bawah kekuasaan-Nya. (Ayat 116: Surah al-Baqarah)

Ia tidak bisa ditanya tentang apa yang Ia lakukan, sedang merekalah yang akan ditanyai. (Ayat 23: Surah al-Anbiyaa ')
Kebanyakan dari kita tidak sadar bahwa kita mensyirikkan Allah dengan doa dan amalan kita. Kita jadikan doa dan praktek sebagai kekuatan penentu atau setidaknya kita menganggapnya sebagai memiliki kekuatan tawar menawar dengan Tuhan, seolah-olah kita berkata, "Ya Tuhan! Aku sudah membuat tuntutan maka Engkau wajib memenuhinya.Aku sudah beramal maka Engkau wajib membayar upahnya! "Siapakah yang berkedudukan sebagai Tuhan, kita atau Allah swt? Jika kita tahu bahwa diri kita ini adalah hamba maka berlagaklah sebagai hamba dan jagalah sopan santun terhadap Tuan kepada sekalian hamba-hamba. Hak hamba adalah rela dengan apa ini keputusan dan pemberian Tuannya.
 Doa adalah penyerahan bukan tuntutan. Kita telah berusaha tetapi gagal. Kita meminta pertolongan makhluk tetapi itu juga gagal. Apa lagi pilihan yang masih ada kecuali menyerahkan segala urusan kepada Tuhan yang di Tangan-Nya terletak segala hal. Serahkan kepada Allah swt dan tanyalah kepada diri sendiri mengapa Tuhan menahan kita dari memperoleh apa yang kita hajatkan? Apakah tidak mungkin apa yang kita inginkan itu dapat memberi mudarat kepada diri kita sendiri, hingga lantaran itu Allah Yang Maha Penyayang menahannya dari sampai ke kita? Bukankah Dia Tuhan Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang lagi Maha Mengetahui.

Tidakkah Allah yang menciptakan itu mengetahui (segala-galanya)? Sedang Ia Maha Halus urusan Penelitian-Nya, lagi Maha Pengetahuan-Nya. (Ayat 14: Surah al-Mulk)

Dialah yang mengetahui segala yang gaib dan yang nyata, (dan Dia) yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Ayat 18: Surah at-Taghaabun)

Apa saja ayat yang Kami mansuhkan (batalkan), atau yang Kami tinggalkan (atau tangguhkan), Kami datangkan ganti yang lebih baik darinya, atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? (Ayat 106: Surah al-Baqarah)
Allah Maha Halus (Maha Khusus / Detail), Maha Mengerti dan Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Allah yang bersifat demikian menentukan buat diri-Nya yang apa saja yang Dia mansuhkan digantikannya dengan yang lebih baik atau yang sama baik. Dia bisa melakukannya karena Dia tidak bersekutu dengan siapa pun dan Dia Maha Berkuasa.
 Seseorang hamba selalu membutuhkan pertolongan Tuhan. Apa yang dihajatinya disampaikannya kepada Tuhan. Semakin banyak hajatnya semakin banyak pula doa yang disampaikannya kepada Tuhan. Kadang-kadang terjadi satu permintaan berlawanan dengan permintaan yang lain atau satu permintaan itu menghalang permintaan yang lain.Manusia hanya melihat kepada satu doa tetapi Allah menerima kedatangan semua doa dari satu orang manusia itu. Manusia yang dikuasai oleh kalbu jiwanya berbalik-balik dan keinginan serta hajatnya tidak menetap. Tuhan yang menguasai segala hal tidak berubah-ubah. Manusia yang telah meminta satu kebaikan bisa meminta pula sesuatu yang tidak baik atau kurang baik. Tuhan yang menentukan yang terbaik untuk hamba-Nya tidak berubah kehendak-Nya. Dia telah menetapkan buat Diri-Nya:

Bertanyalah (wahai Muhammad): "Hak milik siapakah segala yang ada di langit dan di bumi?" Katakanlah: "(Semuanya itu) adalah milik Allah! Ia telah menetapkan atas diri-Nya memberi rahmat. " (Ayat 12: Surah al-An'aam)
Orang yang beriman selalu mendoakan:  
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka". (Ayat 201: Surah al-Baqarah)
Hamba yang mendapat rahmat dari Allah swt diterima doa di atas dan doa tersebut menjadi induk kepada segala doa-doanya. Doa yang telah diterima oleh Allah menyaring doa-doa yang lain. Jika kemudian si hamba meminta sesuatu yang mendatangkan kebaikan hanya kepada penghidupan dunia saja, tidak untuk akhirat dan tidak menyelamatkannya dari api neraka, maka doa induk itu menahan doa yang datang kemudian. Hamba itu dipelihara dari kedatangan sesuatu yang menggerakkannya ke arah yang ditampilkan oleh doa induk itu. Jika permintaannya sesuai dengan doa induk itu dia dipermudahkan mendapatkan apa yang dimintanya itu.
Oleh sebab itu doa adalah penyerahan kepada Yang Maha Penyayang dan Maha Mengetahui. Menghadaplah ke-Nya dan berserah diri kepada-Nya dan ucapkan, "Ya Tuhanku Yang Maha Lemah-lembut, Maha Penyayang, Maha Mengetahui, Maha Bijaksana! Daku adalah hamba yang bersifat tergopoh gapah, lemah dan jahil. Daku memiliki hajat tetapi daku tidak mengetahui kesannya bagiku, sedangkan Engkau Maha Mengetahui. Jika hajatku ini baik dampaknya untuk dunia dan akhiratku dan melindungiku dari api neraka maka kurniakan ia kepadaku pada saat yang baik bagiku menerimanya. Jika akibatnya buruk bagi dunia dan akhiratku dan mendorongku ke neraka, maka jauhkan ia dariku dan cabutkanlah keinginanku terhadapnya. Sesungguhnya Engkaulah Tuhanku Yang Maha Mengerti dan Maha Berdiri Sendiri ".

Dan Tuhanmu menciptakan apa yang direncanakan terjadi, dan Dia juga yang memilih (satu-satu dari makhluk-Nya untuk sesuatu tugas atau keutamaan dan kemuliaan); tidaklah layak dan tidaklah berhak untuk siapapun memilih (selain dari pilihan Allah). Maha Suci Allah dan Maha Tinggi kondisi-Nya dari apa yang mereka mempersekutukan dengan-Nya. {Ayat 68: Surah al-Qashash}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar