Selasa, 26 Juni 2012


Hakikat  Nama Baik


Interaksi Sosial
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk sosial yang sejak dilahirkan sudah
membutuhkan pergaulan dengan orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya (Gerungan,
2000:24). Sehingga tidak mungkin ada manusia yang bisa hidup sendiri tanpa bantuan
dari manusia lain di seklilingnya.
Sama halnya dengan pernyataan Kluytmans (2006:81) yang menyatakan bahwa
antara individu dan kebersamaan seakan merupakan dua hal berbeda yang tidak
terjembatani, tapi sesungguhnya tidak demikian. Dikatakan bahwa manusia itu sendiri
justru hidup dalam kebersamaan, begitu juga sebaliknya, kebersamaan hidup dari
manusia.
Masih bersinggungan dengan pernyataan di atas, Kluytmans (2006:81) juga
menyatakan bahwa hidup kebersamaan memiliki arti yang abstrak. Dengan demikian,
akan ada ketergantungan kepada manusia lain di dunia, jika ingin hidup. Masih berdasar
Kluytmans (2006:81) dikatakan bahwa keluarga, perusahaan, perkumpulan, tetangga,
provinsi dan daerah adalah bentuk kehidupan bersama.
Sementara itu menurut Freud dalam Gerungan (2000:25) dikatakan bahwa manusia
tidak akan bisa berkembang menjadi manusia sesungguhnya yang utuh jika tanpa
pergaulan sosial. Jadi melalui interaksi sosial tersebut, manusia bisa mewujudkan
perkembangan dirinya sebagai manusia utuh, karena tanpa hubungan timbal-balik dalam
interaksi, manusia tidak akan bisa mewujudkan perkembangan dirinya sebagai manusia.

Itulah sebabnya Adler dalam Kluytmans (2006:72) mengatakan bahwa manusia adalah
mahluk sosial.
Untuk menjaga keharmonisan dalam pergaulan sosial tersebut dibutuhkan adanya
norma-norma yang mendukung. Seperti dikatakan oleh Gerungan (2000:103) yang
menyebutkan tentang pengertian norma sosial adalah patokan-patokan umum mengenai
tingkah laku dan sikap individu anggota kelompok yang dikehendaki oleh kelompok
mengenai bermacam-macam hal yang berhubungan dengan kehidupan kelompok.
Selanjutnya diungkapkan oleh Sherif melalui Gerungan (2000:156) bahwa dalam
interaksi kelompok terdapat hubungan timbal-balik yang langsung antar manusia.
Dalam interaksi kelompok, bukan hanya hubungan manusia dengan manusia lain
dalam arti luas, tetapi dikatakan oleh Gerungan (2000:157) bahwa keluarga merupakan
kelompok yang menjadi pegangan hidup manusia dimana setiap individu merasa adanya
hubungan batin, karena pada dasarnya keluarga merupakan kelompok sosial pertama
dalam kehidupan manusia.
Sementara itu diungkapkan mengenai norma sosial yang biasanya dijadikan pedoman
dalam berperilaku menolong. Hal ini berdasar teori yang dikatakan oleh Sarwono
(2002:330) bahwa dalam norma timbal-balik berarti setiap individu yang menolong
individu lain, maka individu tersebut harus membalas dengan memberikan pertolongan
juga. Diungkapkan pula oleh Gouldner dalam Sarwono (2002:330) bahwa jika kita
menolong orang lain, lain kali kita akan ditolong oleh orang lain karena di masa lampau
kita telah menolong orang lain.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar