Hakikat Nama Baik
Interaksi Sosial
Pada hakikatnya manusia adalah
mahluk sosial yang sejak dilahirkan sudah
membutuhkan pergaulan dengan
orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya (Gerungan,
2000:24). Sehingga tidak mungkin
ada manusia yang bisa hidup sendiri tanpa bantuan
dari manusia lain di
seklilingnya.
Sama halnya dengan pernyataan
Kluytmans (2006:81) yang menyatakan bahwa
antara individu dan kebersamaan
seakan merupakan dua hal berbeda yang tidak
terjembatani, tapi sesungguhnya
tidak demikian. Dikatakan bahwa manusia itu sendiri
justru hidup dalam kebersamaan,
begitu juga sebaliknya, kebersamaan hidup dari
manusia.
Masih bersinggungan dengan
pernyataan di atas, Kluytmans (2006:81) juga
menyatakan bahwa hidup
kebersamaan memiliki arti yang abstrak. Dengan demikian,
akan ada ketergantungan kepada
manusia lain di dunia, jika ingin hidup. Masih berdasar
Kluytmans (2006:81) dikatakan
bahwa keluarga, perusahaan, perkumpulan, tetangga,
provinsi dan daerah adalah bentuk
kehidupan bersama.
Sementara itu menurut Freud dalam
Gerungan (2000:25) dikatakan bahwa manusia
tidak akan bisa berkembang
menjadi manusia sesungguhnya yang utuh jika tanpa
pergaulan sosial. Jadi melalui
interaksi sosial tersebut, manusia bisa mewujudkan
perkembangan dirinya sebagai
manusia utuh, karena tanpa hubungan timbal-balik dalam
interaksi, manusia tidak akan
bisa mewujudkan perkembangan dirinya sebagai manusia.
Itulah sebabnya Adler dalam
Kluytmans (2006:72) mengatakan bahwa manusia adalah
mahluk sosial.
Untuk menjaga keharmonisan dalam
pergaulan sosial tersebut dibutuhkan adanya
norma-norma yang mendukung.
Seperti dikatakan oleh Gerungan (2000:103) yang
menyebutkan tentang pengertian
norma sosial adalah patokan-patokan umum mengenai
tingkah laku dan sikap individu
anggota kelompok yang dikehendaki oleh kelompok
mengenai bermacam-macam hal yang
berhubungan dengan kehidupan kelompok.
Selanjutnya diungkapkan oleh
Sherif melalui Gerungan (2000:156) bahwa dalam
interaksi kelompok terdapat
hubungan timbal-balik yang langsung antar manusia.
Dalam interaksi kelompok, bukan
hanya hubungan manusia dengan manusia lain
dalam arti luas, tetapi dikatakan
oleh Gerungan (2000:157) bahwa keluarga merupakan
kelompok yang menjadi pegangan
hidup manusia dimana setiap individu merasa adanya
hubungan batin, karena pada
dasarnya keluarga merupakan kelompok sosial pertama
dalam kehidupan manusia.
Sementara itu diungkapkan
mengenai norma sosial yang biasanya dijadikan pedoman
dalam berperilaku menolong. Hal
ini berdasar teori yang dikatakan oleh Sarwono
(2002:330) bahwa dalam norma
timbal-balik berarti setiap individu yang menolong
individu lain, maka individu
tersebut harus membalas dengan memberikan pertolongan
juga. Diungkapkan pula oleh
Gouldner dalam Sarwono (2002:330) bahwa jika kita
menolong orang lain, lain kali
kita akan ditolong oleh orang lain karena di masa lampau
kita telah menolong orang lain.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar