Masalah
pokok ekonomi dan pengaruh mekanisme harga
Setiap manusia pasti pernah yang namanya punya masalah. Baik
itu masalah pribadi ataupun masalah dengan orang lain. Ternyata bukan manusia
saja yang memiliki masalah, Ekonomi pun memiliki masalah-masalah pokok.
Masalah pokok ekonomi itu terbagi menjadi dua yaitu,
1. Menurut Aliran Klasik, yaitu masalah pokok ekonomi
terdiri dari Produksi, Distribusi, dan Konsumsi.
- Produksi, menyangkut masalah usaha atau kegiatan mencipta
atau menambah kegunaan suatu benda. Untuk mencapai kemakmuran, barang2
kebutuhan harus tersedia ditengah masyarakat, karena masyarakat sangat
hitrogen, maka barang2 yang tersedia pun sangat beragam jenisnya sehingga
muncul permasalahan bagi produsen, yaitu barang apa saja yang harus diproduksi.
- Distribusi, menyangkut kegiatan menyalurkan barang dari
produsen kepada konsumen. Agar suatu barang atau jasa yang di hasilkan dapat
sampai kepada orang yang tepat, dibutuhkan sarana dan prasarana distribusi yang
baik.
- Konsumsi, menyangkut kegiatan menghabiskan atau mengurangi
kegunaan suatu benda. Barang hasil produksi yang telah didistribusikan kepada
masyarakat idealnya dapat dipakai atau dikonsumsi oleh masyarakat yang tepat
dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang tepat pula.
2. Menurut Aliran Modern, Ekonomi modern mengakomodasikan
masalah ekonomi dalam 3 masalah pokok yaitu,
- Barang dan jasa apa yang akan dihasilkan / diproduksi dan
berapa jumlahnya (what).
- Bagaimana barang dan jasa itu dihasilkan / diproduksi
(how).
- Untuk siapa barang dan jasa itu dihasilkan / diproduksi
(for whom).
Barang dan jasa apa yang akan dihasilkan / diproduksi dan
berapa jumlahnya (what)
Masalah ini menyangkut persoalan jenis dan jumlah barang /
jasa yang perlu diproduksi agar sesuai kebutuhan masyarakat: apakah bahan
makanan yang dipilih? apakah pakaian, tempat tinggal atau jasa lain? serta
berapa banyak barang tersebut diproduksi?
Karena sumber daya terbatas, masyarakat harus memutuskan
barang apa yang akan di produksi (what). Sangatlah tidak mungkin untuk
memproduksi semua jenis benda pemuas kebutuhan. Setelah ditentukan apa yang
akan diproduksi, kemudian diputuskan berapa jumlah barang yang harus diproduksi
sehingga dapat ditentukan berapa sumber daya yang dibutuhkan untuk proses
produksi.
Bagaimana barang dan jasa itu dihasilkan / diproduksi (how)
Setelah jenis dan jumlah produksi dipilih, persoalan yang
harus dipecahkan selanjutnya adalah: bagaimana barang tersebut diproduksi?
siapa yang memproduksi? sumber daya apa yang digunakan? teknologi apa yang
digunakan?
How berkaitan dengan teknik bagaimana cara menghemat sumber
daya untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Misalnya saja dengan
menggantikan produksi manual dengan produksi secara mesin. Cara ini bisa
mempercepat proses produksi, menghemat bahan mentah dan sebagainya, sehingga
bisa menghemat biaya produksi dan bisa memenuhi kebutuhan lebih banyak.
Untuk siapa barang dan jasa itu dihasilkan / diproduksi (for
whom)
Setelah pemecahan persoalan bagaimana memproduksi lebih
lanjut adalah: untuk siapa (for whom) barang yang akan diproduksi? siapa yang
harus menikmati?
Apakah barang-barang yang diproduksi tersebut akan
didistribusikan menurut ukuran pendapatan, kekayaan atau kelompok tersebut di
masyarakat.
PENGARUH MEKANISME HARGA
Krisis finansial global yang terjadi sejak akhir tahun 2007
telah menyebabkan perlambatan ekonomi global secara bertahap. Diperkirakan daya
beli masyarakat menurun. Banyak pihak yang mengatakan bahwa krisis hanya
terjadi pada negara maju seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Namun perlu
diingat bahwa sebagian besar negara yang kekuatan pasarnya sedang tumbuh
(energing market) menguasai 60% pangsa pasar ekspor ke Amerika Serikat dan
negara-negara maju. Karena itu, jika terjadi penurunan permintaan, pasti akan
berdampak terhadap permintaan barang-barang dari negara-negara yang sedang
tumbuh (emerging countries). Tentu hal ini akan berakibat pada menurunnya
kinerja berbagai sektor usaha, khususnya industri.
Harapan untuk segera terlepas dari himpitan krisis ekonomi
yang terjadi sejak akhir tahun 2007 nampaknya bukan merupakan sesuatu yang
berlebihan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator ekonomi, seperti
tingkat suku bunga perbankan yang terus menurun, menyesuaikan suku bunga SBI,
inflasi yang semakin terkendali serta transaksi di bursa efek yang semakin
bergairah. Kondisi tersebut setidaknya dapat ditangkap sebagai sinyal bahwa
Indonesia sudah mulai memasuki tahap recovery atau kebangkitan.
Memang masih banyak faktor lain yang mempengaruhi dan
sekaligus menentukan tingkat prosentase pemulihan ekonomi dan tingkat suku
bunga bank, inflasi serta kondisi bursa efek pada umumnya dapat dijadikan
sebagai barometer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar