Kepemimpinan
berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:pemimpin sebagai
subjek, dan. yang dipimpin sebagai objek.Kata pimpin mengandung pengertian
mengarahkan, membina atau mengatur,menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi.
Pemimpin mempunyaitanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap
keberhasilanaktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu
tidakmudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalammenjalankan
ke-pemimpinannya.Mitos-mitos PemimpinMitos pemimpin adalah pandangan-pandangan
atau keyakinan-keyakinanmasyarakat yang dilekatkan kepada gambaran seorang
pemimpin. Mitos inidisadari atau tidak mempengaruhi pengembangan pemimpin dalam
organisasi.Ada 3 (tiga) mitos yang berkembang di masyarakat, yaitu mitos
theBirthright, the For All - Seasons , dan the Intensity. Mitos the
Birthrightberpandangan bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dihasilkan
(dididik). Mitosini berbahaya bagi perkembangan regenerasi pemimpin karena yang
dipandangpantas menjadi pemimpin adalah orang yang memang dari sananya
dilahirkansebagai pemimpin, sehingga yang bukan dilahirkan sebagai pemimpin
tidakmemiliki kesempatan menjadi pemimpinMitos the For All - Seasons
berpandangan bahwa sekali orang itu menjadipemimpin selamanya dia akan menjadi
pemimpin yang berhasil. Padakenyataannya keberhasilan seorang pemimpin pada
satu situasi dan kondisitertentu belum tentu sama dengan situasi dan kondisi
lainnya. Mitos theIntensity berpandangan bahwa seorang pemimpin harus bisa
bersikap tegasdan galak karena pekerja itu pada dasarnya baru akan bekerja jika
didorongdengan cara yang keras. Pada kenyataannya kekerasan
mempengaruhipeningkatan produktivitas kerja hanya pada awal-awalnya saja,
produktivitas seterusnya tidak bisa dijamin. Kekerasan pada kenyataannya justru
dapatmenumbuhkan keterpaksaan yang akan dapat menurunkan produktivitas kerja.
Teori-teori
dalam Kepemimpinan
1. Teori SifatTeori ini bertolak dari
dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpinditentukan oleh sifat-sifat,
perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu.Atas dasar pemikiran
tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorangpemimpin yang berhasil,
sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.Dan kemampuan pribadi yang
dimaksud adalah kualitas seseorang denganberbagai sifat, perangai atau
ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perludimiliki pemimpin menurut
Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:- pengetahuan umum yang luas, daya ingat
yang kuat, rasionalitas,obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas,
adaptabilitas, orientasi masa depan;- sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa
kohesi yang tinggi, naluri relevansi,keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap
yang antisipatif, kesediaan menjadipendengar yang baik, kapasitas integratif;-
kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skalaprioritas,
membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik,dan berkomunikasi
secara efektif.Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain :
terlalubersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang
dianggapunggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori
yangsudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak
yangterkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau
perangaipemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang
menerapkanprinsip keteladanan.
2. Teori Perilaku :
Dasar
pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorangindividu
ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arahpencapaian tujuan.
Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:a. konsiderasi dan
struktur inisiasiPerilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan
memilikiciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan,menerima
usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan sertamemperlakukannya setingkat
dirinya. Di samping itu terdapat pulakecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
mementingkan tugas organisasi.b. berorientasi kepada bawahan dan produksiperilaku
pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekananpada hubungan
atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasankebutuhan bawahan serta
menerima perbedaan kepribadian, kemampuan danperilaku bawahan. Sedangkan
perilaku pemimpin yang berorientasi padaproduksi memiliki kecenderungan
penekanan pada segi teknis pekerjaan,pengutamaan penyelenggaraan dan
penyelesaian tugas serta pencapaiantujuan.Pada sisi lain, perilaku pemimpin
menurut model leadership continuum padadasarnya ada dua yaitu berorientasi
kepada pemimpin dan bawahan.Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan,
perilaku setiap pemimpindapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya
terhadap hasil/tugas danterhadap bawahan/hubungan kerja.Kecenderungan perilaku
pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskandari masalah fungsi dan gaya
kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)3. Teori SituasionalKeberhasilan seorang
pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh cirikepemimpinan dengan
perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutansituasi kepemimpinan dan
situasi organisasional yang dihadapi denganmemperhitungkan faktor waktu dan
ruang. Faktor situasional yang
Perhatian
utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan prosespengambilan
keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan strukturtugas yang harus
diselesaikan oleh bawahannya.Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut
adalah adanyaserangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam
menentukanbentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan
keputusan.Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh
situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses
pengambilankeputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar