Kamis, 30 Mei 2013

Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial


Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial
Ekonomi manajerial kerapkali banyak yang mendefinisikan secara berbeda-beda, ada yang mendefinisikan sebagai Ekonomi Mikro Terapan. Ada yang mendefinisikan sebagai konsep ilmu manajemen dan riset operasi. Sementara ada yang menganggap ekonomi manajerial terutama sebagai suatu kerangka kerja terpadu untuk menganalisis masalah-masalah pengambilan keputusan dalam dunia bisnis.
Ekonomi manajerial menerapkan teori dan metodologi ekonomi dalam pembuatan keputusan didalam dunia bisnis dan administrasi. Secara lebih khusus , ekonomi manajerial menggunakan alat dan teknik analisis ekonomi untuk menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajerial. Prinsip-prinsip ekonomi manajerial berkenaan dengan bagaimana mengalokasikan sumberdaya-sumberdaya yang langka secara efisien.
Hubungan antara ekonomi manjaerial dengan ilmu-ilmu pengambilan keputusan
Ilmu ekonomi memberikan kerangka kepada teoritis dalam menganalisis masalah-masalah pengambilan keputusan manajerial. Seperti halnya ilmu ekonomi, ilmu-ilmu pengambilan keputusan juga memberikan seperangkat alat dalam pembentukan model-model dalam mengambil keputusan, menganalisis pengaruh dari serangkaian tindakan alternative dan mengevaluasi hasil-hasil yang diperoleh dari model-model tersebut. Ekonomi manajerial banyak sekali menggunakan teknik-tekni optimasi, termasuk kalkulus diferensial dan programasi matematika yang dapat membantu sistem manajemen untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Perangkat statistik digunakan untuk mengestimasi hubungan antara variabel-variabel penting dalam masalah-masalah pengambilan keputusan tersebut.
Seperti halnya dalam ilmu ekonomi, dikhotomi yang digunakan dalam pengklasifikasian ilmu-ilmu pengambilan keputusan disini tidak mutlak, yang berarti dalam hubungan –hubungan statistic dan baik teknik optimasi maupun hubungan statistik berperan penting dalam pengembangan metode peramalan.
Teori Perusahaan
Suatu cara yang bermanfaan untuk memulai mempelajarai ekonomi manajerial adalah memperkuat teori perilaku perusahaan yang akan digunakan dalam analisis proses pembuatan keputusan manajerial. Perusahaan bisnis merupakan kombinasi dari manusia, asset-aset fisik dan informasi. Orang-orang yang terlibat langsung didalamnya, mencakup para pemegang saham, manajemen , pemasok dan para langganan.
Perusahaan-perusahaan berdiri karena mereka sangat bermanfaat dalam mengalokasikan sumberdaya-sumberdaya yaitu menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa. Perusahaan-perusahaan tersebut pada dasarnya merupakan unit-unit ekonomi. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatannya paling baik jika dianalisis dalam konteks model ekonomi dari suatu perusahaan. Model dasar dari suatu perusahaan bisnis diperoleh dari teori perusahaan. Dalam versi yang paling sederhana/tradisonal tujuan dari suatu perusahaan adalah maksimasi laba dimana manajer/pemilik dari suatu perusahaan dianggap selalu berupaya untuk memaksimumkan laba jangka pendeknya. Kemudian jika penekanan tujuan terhadap laba tersebut mulai bergeser atau diperluas sehingga mencakup dimensi ketidakpastian (uncertainty) dan waktu, maka tujuan utama perusahaan berubah menjadi maksimasi kekayaan dan bukan sekedar maksimasi laba jangka pendek. Sekarang ini tujuan maksimasi kekayaan atau maksimasi nilai tersebut dianggap sebagai tujuan utama dari suatu unit usaha.
Kendala-Kendala dan Teori Perusahaan
Keputusan-keputusan manajerial sangat jarang dibuat secara isolatif, agar setiap keputusan perusahaan bisa memaksimalkan nilai perusahaan , maka para manajer harus memperhatikan implikasi jangka pendek dan jangka panjang dari keputusan tersebut. Biasanya proses pembuatan keputusan manajerial mencakup proses pengoptimalan nilai dari beberapa fungsi tujuan dengan tunduk kepada salah satu kendala atau lebih. Berikut ini 3 katagori kendala besar yang muncul dalam proses pengambilan keputusan manajerial yaitu :

1. Kendala sumberdaya
2.Kendala kualitas/kuantitas output
3. Kendala hukum/peraturan

Banyak kritik yang dilontarkan mengapa kreteria maksimalisasi laba atau kekayaan digunakan sebagai dasar untuk menganalisis perilaku perusahaan. Apakah benar para manajer hanya berusaha untuk memaksimumkan nilai perusahaannya saja atau apakah kepuasan mereka hanya sebatas itu saja ? Apakah benar mereka lebih mengutamakan pada hasil-hasil yang memuaskan ketimbang hasil-hasil yang optimal, seperti yang dinyatakan teori ekonomi.
Sangat sulit untuk menentukan apakah manajemen suatu perusahaan berusaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan ataukah hanya sekedar berusaha untuk memuaskan pemiliknya sembari mencari tujuan-tujuan lainnya. Misalnya, apakah seseorang bisa mengatakan bahwa kegiatan social yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan mengakibatkan maksimisasi nilai jangka panjang ? Apakah gaji yang tinggi dan laba yang tinggi mampu untuk menarik atau menahan para manajer untuk tetap bertahan mengelola dan mengendalikan suatu perusahaan dalam suasana persaingan yang keras ?
Sulit sekali untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang pasti dari pertanyaan-pertanyaan diatas, sehingga permasalahan tersebut pada akhirnya merangsang berbagai teori alternative perilaku perusahaan. Masing-masing teori perilaku manajerial telah memperkaya pengetahuan dan pemahaman kita mengenai perusahaan. Namun demikian tidak satu pun dari teori tersebut yang menggantikan model dasar ekonomi mikro perusahaan sebagai dasar untuk menganalisis pembuatan keputusan manajerial.
Peranan Dunia Usaha dalam Masyarakat
Unsur yang sangat penting dalam studi ekonomi manajerial adalah keterkaitan antara dunia usaha dengan masyarakat. Ekonomi manajerial mampu menjelaskan peranan penting dunia usaha dan bisa menunjukkan bagaimana cara meningkatkan manfaat dunia usaha bagi masyarakat. Bukti bahwa dunia usaha telah berperan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Para pemasok modal, tenaga kerja dan sumberdaya-sumberdaya lainnya telah menerima hasil dan sumbangannya dalam dunia usaha. Konsumen memperoleh manfaat baik dari kuantitas maupun kualitas dari produk dan jasa yang mereka konsumsi. Pajak atas laba perusahaan telah meningkatkan penerimaan pemerintah yang pada gilirannya meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
Apakah hal ini bahwa dunia usaha tidak perlu mempunyai rasa tanggungjawab sosial yang lebih luas lagi ? Tentu saja tidak. Jika kebutuhan-kebutuhan dan harapan masyarakat berubah , maka dunia usaha harus menyesuaikan dan menggapai perubahan-perubahan lingkungan tersebut. Jika kesejahteraan social dapat diukur, perusahaan-perusahaan bisnis bisa diharapkan untuk bekerja dengan suatu cara yang akan memaksimumkan indeks kesejahteraan sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar