Ruang
Lingkup Ekonomi Manajerial
Ekonomi
manajerial kerapkali banyak yang mendefinisikan secara berbeda-beda, ada yang
mendefinisikan sebagai Ekonomi Mikro Terapan. Ada yang mendefinisikan sebagai
konsep ilmu manajemen dan riset operasi. Sementara ada yang menganggap ekonomi
manajerial terutama sebagai suatu kerangka kerja terpadu untuk menganalisis
masalah-masalah pengambilan keputusan dalam dunia bisnis.
Ekonomi
manajerial menerapkan teori dan metodologi ekonomi dalam pembuatan keputusan
didalam dunia bisnis dan administrasi. Secara lebih khusus , ekonomi manajerial
menggunakan alat dan teknik analisis ekonomi untuk menganalisis dan memecahkan
masalah-masalah manajerial. Prinsip-prinsip ekonomi manajerial berkenaan dengan
bagaimana mengalokasikan sumberdaya-sumberdaya yang langka secara efisien.
Hubungan
antara ekonomi manjaerial dengan ilmu-ilmu pengambilan keputusan
Ilmu ekonomi
memberikan kerangka kepada teoritis dalam menganalisis masalah-masalah
pengambilan keputusan manajerial. Seperti halnya ilmu ekonomi, ilmu-ilmu
pengambilan keputusan juga memberikan seperangkat alat dalam pembentukan
model-model dalam mengambil keputusan, menganalisis pengaruh dari serangkaian
tindakan alternative dan mengevaluasi hasil-hasil yang diperoleh dari
model-model tersebut. Ekonomi manajerial banyak sekali menggunakan teknik-tekni
optimasi, termasuk kalkulus diferensial dan programasi matematika yang dapat
membantu sistem manajemen untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan. Perangkat statistik digunakan untuk mengestimasi hubungan antara
variabel-variabel penting dalam masalah-masalah pengambilan keputusan tersebut.
Seperti
halnya dalam ilmu ekonomi, dikhotomi yang digunakan dalam pengklasifikasian
ilmu-ilmu pengambilan keputusan disini tidak mutlak, yang berarti dalam
hubungan –hubungan statistic dan baik teknik optimasi maupun hubungan statistik
berperan penting dalam pengembangan metode peramalan.
Teori
Perusahaan
Suatu cara
yang bermanfaan untuk memulai mempelajarai ekonomi manajerial adalah memperkuat
teori perilaku perusahaan yang akan digunakan dalam analisis proses pembuatan
keputusan manajerial. Perusahaan bisnis merupakan kombinasi dari manusia,
asset-aset fisik dan informasi. Orang-orang yang terlibat langsung didalamnya,
mencakup para pemegang saham, manajemen , pemasok dan para langganan.
Perusahaan-perusahaan
berdiri karena mereka sangat bermanfaat dalam mengalokasikan
sumberdaya-sumberdaya yaitu menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa.
Perusahaan-perusahaan tersebut pada dasarnya merupakan unit-unit ekonomi. Oleh
karena itu, kegiatan-kegiatannya paling baik jika dianalisis dalam konteks
model ekonomi dari suatu perusahaan. Model dasar dari suatu perusahaan bisnis
diperoleh dari teori perusahaan. Dalam versi yang paling sederhana/tradisonal
tujuan dari suatu perusahaan adalah maksimasi laba dimana manajer/pemilik dari
suatu perusahaan dianggap selalu berupaya untuk memaksimumkan laba jangka
pendeknya. Kemudian jika penekanan tujuan terhadap laba tersebut mulai bergeser
atau diperluas sehingga mencakup dimensi ketidakpastian (uncertainty) dan
waktu, maka tujuan utama perusahaan berubah menjadi maksimasi kekayaan dan
bukan sekedar maksimasi laba jangka pendek. Sekarang ini tujuan maksimasi
kekayaan atau maksimasi nilai tersebut dianggap sebagai tujuan utama dari suatu
unit usaha.
Kendala-Kendala
dan Teori Perusahaan
Keputusan-keputusan
manajerial sangat jarang dibuat secara isolatif, agar setiap keputusan
perusahaan bisa memaksimalkan nilai perusahaan , maka para manajer harus
memperhatikan implikasi jangka pendek dan jangka panjang dari keputusan
tersebut. Biasanya proses pembuatan keputusan manajerial mencakup proses
pengoptimalan nilai dari beberapa fungsi tujuan dengan tunduk kepada salah satu
kendala atau lebih. Berikut ini 3 katagori kendala besar yang muncul dalam
proses pengambilan keputusan manajerial yaitu :
1. Kendala
sumberdaya
2.Kendala
kualitas/kuantitas output
3. Kendala
hukum/peraturan
Banyak
kritik yang dilontarkan mengapa kreteria maksimalisasi laba atau kekayaan digunakan
sebagai dasar untuk menganalisis perilaku perusahaan. Apakah benar para manajer
hanya berusaha untuk memaksimumkan nilai perusahaannya saja atau apakah
kepuasan mereka hanya sebatas itu saja ? Apakah benar mereka lebih mengutamakan
pada hasil-hasil yang memuaskan ketimbang hasil-hasil yang optimal, seperti
yang dinyatakan teori ekonomi.
Sangat sulit
untuk menentukan apakah manajemen suatu perusahaan berusaha untuk memaksimumkan
nilai perusahaan ataukah hanya sekedar berusaha untuk memuaskan pemiliknya
sembari mencari tujuan-tujuan lainnya. Misalnya, apakah seseorang bisa
mengatakan bahwa kegiatan social yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan
mengakibatkan maksimisasi nilai jangka panjang ? Apakah gaji yang tinggi dan
laba yang tinggi mampu untuk menarik atau menahan para manajer untuk tetap
bertahan mengelola dan mengendalikan suatu perusahaan dalam suasana persaingan
yang keras ?
Sulit sekali
untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang pasti dari pertanyaan-pertanyaan diatas,
sehingga permasalahan tersebut pada akhirnya merangsang berbagai teori
alternative perilaku perusahaan. Masing-masing teori perilaku manajerial telah
memperkaya pengetahuan dan pemahaman kita mengenai perusahaan. Namun demikian
tidak satu pun dari teori tersebut yang menggantikan model dasar ekonomi mikro
perusahaan sebagai dasar untuk menganalisis pembuatan keputusan manajerial.
Peranan
Dunia Usaha dalam Masyarakat
Unsur yang
sangat penting dalam studi ekonomi manajerial adalah keterkaitan antara dunia
usaha dengan masyarakat. Ekonomi manajerial mampu menjelaskan peranan penting
dunia usaha dan bisa menunjukkan bagaimana cara meningkatkan manfaat dunia
usaha bagi masyarakat. Bukti bahwa dunia usaha telah berperan meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Para pemasok modal, tenaga kerja dan
sumberdaya-sumberdaya lainnya telah menerima hasil dan sumbangannya dalam dunia
usaha. Konsumen memperoleh manfaat baik dari kuantitas maupun kualitas dari
produk dan jasa yang mereka konsumsi. Pajak atas laba perusahaan telah
meningkatkan penerimaan pemerintah yang pada gilirannya meningkatkan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat.
Apakah hal
ini bahwa dunia usaha tidak perlu mempunyai rasa tanggungjawab sosial yang
lebih luas lagi ? Tentu saja tidak. Jika kebutuhan-kebutuhan dan harapan
masyarakat berubah , maka dunia usaha harus menyesuaikan dan menggapai
perubahan-perubahan lingkungan tersebut. Jika kesejahteraan social dapat
diukur, perusahaan-perusahaan bisnis bisa diharapkan untuk bekerja dengan suatu
cara yang akan memaksimumkan indeks kesejahteraan sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar